Rabu, 30 Maret 2016

Sekapur Sirih, Tarian Tradisi Melayu Penyambut Tamu Kehormatan

Di ujung Tarian Sekapur Sirih, Dina (24), penari yang membawa Tepa (tempat sirih)  memberikan sirih, gambir, dan kapur kepada Ahman Sya selaku Deputi Bidang Pengembangan Kelembagaan  Kepariwisataan, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) saat acara pembukaan Rakornas SMK Pariwisata se-Indonesia di Ballroom Hotel Harmoni, Batam, Kepri, Rabu (30/3). Sejumput sirih itu pun langsung dikunyah Ahman Sya.

"Pemberian sekapur sirih ini sebagai tanda penghormatan kepada tamu yang terhormat. Inilah cara khas orang Melayu di Batam dan wilayah lain di seluruh Kepri dalam menerima dan menyambut tamu yang dianggap terhormat,"  kata Dina.

Perempuan berwajah tirus yang masih tercatat sebagai mahasisiwi semester 10 jurusan Keguruan di Universitas Terbuka ini mengaku bangga bisa tampil di acara ini bersama 6 penari perempuan lain apalagi membawakan Tarian Sekapur Sirih.

"Sekapur Sirih ini salah satu tarian tradisi Melayu yang harus dikuasi penari. Kalau belum bisa menarikannya, berarti belum dibilang penari Melayu, " terang Dina.

Saat membawakan tarian itu, Dina dan 6 rekannya mengenakan baju kurung Melayu, kain sarung, dan kain samping. "Ketiga macam pakaian itu wajib ada saat menarikan Sekapur Sirih," tambahnya.

Di bagian kepala ada Sunting Melayu atau mahkota berwarna kuning keemasan dengan aksesoris tambahan seperti Jurai di kanan kiri, Bunga Rapai, dan Tekat serta Tudung semacam jilbab yg dibiarkan terurai. Sedangkan di bagian badannya ada Sebah atau Selempang dan ikat pinggang.

Senada dengan Dina, penari lainnya bernama Rizky Weidyana Putri (28) juga mengaku senang bisa meramaikan acara Rakornas ini lewat keahlian menari yang dimilikinya.

Lulusan Pariwisata Universitas Sumatera Utara (USU) tahun 2008 ini berharap lebih banyak kegiatan berskala lokal maupun nasional yang menampilkan tarian tradisional Melayu. "Dengan tampil di event-event besar membuat para penari bersemangat dan memicu untuk terus berkreasi," ujar Putri.

Dina, Putri, dan 5 rekannya tergabung dalam Sanggar Tari Anggita di Kota Batam. Ketua sanggarnya Iskandar (33) menjelaskan jumlah penari dalam Tarian Sekapur Sirih selalu ganjil dari yang terkecil 3 orang hingga terbesar 11 orang penari perempuan.

"Pernah juga ditarikan oleh 100 orang penari secara kolosal, terutama saat memperingati hari jadi Batam setiap bulan Desember," terang pria asal Magelang yang hijrah ke Batam tahun 2013.

Menurut pria yang biasa disapa Nandar ini mengatakan meskipun sanggar tarinya terbilang baru seumur jagung berdiri, namun sudah menorehkan prestasi terutama untuk jenis tarian tradisi Melayu.

"Kami pernah menyabet juara satu se-provinsi Kepri tahun  2015, membawakan Tarian Anak Kala yang memceritakan pergaulan muda mudi, " terangnya.

Selanjutnya juara 2 dalam Festival Tari Tradisi Melayu se-Kota Batam tahun 2016,  menarikan Tarian Anak Kala juga.

Rencananya sanggar tari yang baru tampil di Singapura ini akan mentas lagi pada 18 April 2016  juga dalam Festival Tari Tingkat Kota. Lalu pada bulan Mei 2016 akan ikut Festival Tari Tradisi tingkat Provinsi Kepri.

Kata Nandar selain beberapa tarian tradisi Melayu, ada berbagai tarian dari daerah lain yang dikuasi para penarinya seperti tarian Jawa, Jaipong Sunda (Jawa Barat), Sulawesi, Sumatera, Dayak Kalimantan, dan tarian Papua.

Di antara tari klasik tradisi Melayu, Nandar menyebut Tari Japin, paling sulit gerakannya. "Tarian Japin menjadi dasar tarian-tarian tradisi dan kreasi Melayu lainnya," ungkapnya.

Nandar mangaku tarian tradisi Melayu juga diminati warga Singapura. Mungkin karena di sana banyak orang Melayu juga.

Namun yang membuatnya senang bayaran tampil menari di Singapura lebih tinggi dibanding di Batam. "Bisa dua kali lipat beda bayarannya sekali tampil," akunya.

Nandar berharap kepada pemerintah atau pihak terkait lebih men-support membina sanggar-sanggar tari yang konsen mengembangkan tarian tradisi Melayu, termasuk Sekapur Sirih agar tetap hidup dan lestari.

Naskah dan foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar