Senin, 11 April 2016

Mengenal Lebih Dekat Keragaman Tradisi Masyarakat Aceh Besar Lewat JETRADA 2016


Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Aceh kembali menggelar kegiatan bermuatan budaya bertajuk Jejak Tradisi Daerah (JETRADA). Tahun ini Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh dipilih sebagai lokasi JETRADA 2016.


Kepala BPNB Aceh Irini Dewi Wanti sebagaimana tertuang dalam proposal kegiatan JETRADA 2016 yang dikirim ke Ronabudaya, Senin (11/4), menjelaskan Kabupaten Aceh Besar dipilih sebagai lokasi kegiatan karena memiliki geografis yang beragam, mulai dari alam pegunungan yang dihuni masyarakat petani hingga alam pesisir yang tinggali warga nelayan.


Kondisi alam akan mempengaruhi sisi budaya atau tradisi yang berkembang dalam masyarakatnya, mengingat tradisi juga berpengaruh terhadap karakter, sementara karakter ini menentukan cara pandang, pola perilaku, orientasi masa depan, motivasi dan loyalitas terhadap bangsa, negara dan agama yang mereka anut,” terang perempuan berhijab yang akrab disapa Rini ini.


Kata Rini, ada beberapa urgensi yang mendasari pelaksanaan kegiatan ini, di antaranya guna memperkenalkan kembali kepada generasi muda dengan beragam tradisi yang ada untuk dipraktikkan, sehingga muncul kesadaran dan pemahaman masyarakat yang digambarkan pada tradisi-tradisi masyarakat Aceh Besar kepada generasi muda yang ada di Aceh dan Sumatera Utara.


“Terjadi pertukaran pengalaman terkait kekayaan budaya dan berpartisipasi aktif serta terlibat dalam kegiatan sosial yang ada di masyarakat. Dengan begitu mereka akan sadar akan jati diri dan karakter yang berasal dari indatunya, untuk mengisi pembangunan di masa yang akan datang,” tambahnya.

Adapun maksud dan tujuan diselenggarakannya JETRADA 2016 yang didukung Disbudparpora Kabupaten Aceh Besar ini, lanjut Rini untuk memperkenalkan para peserta dengan tradisi yang ada di Kabupaten Aceh Besar dan memperkuat ikatan emosional mereka dengan tradisi yang ada di sekitarnya.


“Lewat kegitan ini diharapkan juga dapat memberikan wawasan baru melalui pengalaman luar sekolah serta menanamkan sikap “Sadar Tradisi” dan “Cinta Budaya Sendiri”, disamping menanamkan sikap peduli dan membiasakan para peserta untuk selalu terlibat dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan pelestarian tradisi dan nilai budaya melalui praktik,” paparnya.


JETRADA 2016 yang bertema “Menapaki Jejak Tradisi, Membentuk Generasi Emas”  ini akan berlangsung selama 4 hari mulai  tanggal 13 hingga 16 April 2016. Pesertanya berjumlah 50 orang yang terdiri atas 40 orang siswa-siswi dari dua provinsi yakni Aceh dan Sumatera Utara dan 10 orang guru pendamping dari kedua provinsi bertetangga tersebut.


Bentuk kegiatan JETRADA 2016 ini, sambung Rini berupa penelusuran jejak tradisi lokal dengan cara mengunjungi beberapa objek tradisi yang ada di Kabupaten Aceh Besar. Kegiatannya perpaduan antara belajar teoritis dan praktik mengenal kebudayaan lebih dalam, kata Rini lagi.


Ketua Panitia JETRADA 2016 Cut Zahrina menambahkan dari ajang JETRADA 2016 yang pelaksanaannya didasari atas Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) tahun 2016 dan Surat Keputusan Kepala BPNB Aceh Nomor: SK./BPNB/BA/2016 ini, diharapkan para pesertanya dapat memahami bahwa tradisi di dalam masyarakat multikultur diperlukan sikap saling menghormati dan menghargai.


“Mudah-mudah kegiatan ini dapat membuat para peserta bersikap dan berperilaku menghargai budaya lain yang berbeda dengan budayanya,” harap Cut.

Sebagai catatan, JETRADA merupakan salah satu program kerja BPNB Aceh yang sudah digelar sejak tahun 2010 di lokasi berbeda.


Ronabudaya sendiri sudah dua kali (sewaktu JETRADA di Danau Toba, Sumut beberapa tahun lalu, dan JETRADA 2016 ini) mengikuti kegiatan positif yang diperuntukkan bagi generasi muda terutama para pelajar berbeda sekolah dan bahkan berbeda provinsi ini.


Ronabudaya menilai kegiatan ini bukan semata memperkenalkan tradisi masyarakat Indonesia yang majemuk, pun bisa membentuk karakter dan jati diri pesertanya lewat prilaku nyata positif  seperti gotong royong, kerja keras, menghargai perbedaan budaya, agama, dan kebiasaan sekaligus menumbuhkan semangat bertoleransi dan berkerukunan.


Naskah: adji kurniawan (kembaratopis@yahoo.com)
Foto: adji, goenk & dok. rini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar