Rabu, 26 April 2017

Ciamis Sambut Bulan Suci dengan Enam Culture Event Mapag Ramadhan

Sejumlah daerah di Tanah Air, masyarakatnya punya cara masing-masing dalam menyambut kedatangan Bulan Suci Ramadhan. Begitupun dengan warga Sunda Galuh di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Tahun ini masyarakatnya menggelar lima upacara adat dan satu festival berlabel Mapag Ramadhan yang  sekaligus menjadi pesta rakyat terbesar di Tatar Galuh.

Keenam culture event Mapag Ramadhan bertema Galuh Heritage yang berlangsung sepekan, 19-25 Mei 2017 ini terdiri atas Pesona Jagir Festival, Upacara Adat Misalin, Ngikis, Nyepuh, Merlawu di Gunung Susuru, dan Upacara Adat Merlawu di Gunung Padang.

Pesona Jagir Festival bakal mengawali rangkaian Mapag Ramadhan tanggal 19-20 Mei 2017 di Lapangan Desa Jayagiri, Kecamatan Panumbangan.

Festival yang diselenggarakan masyarakat Jayagiri dan sekitarnya serta Komunitas Wisata Budaya Tatar Galuh ini akan menyuguhkan beragam atraksi wisata budaya seperti Meleuem Lauk, Pesta Rakyat, Pawai Obor, Dzikir Akbar dan Manaqib Qubro, Festival Kuliner Cita Rasa Pasundan, dan Pertunjukan Seni.

Dilanjutkan dengan Upacara Adat Misalin tanggal 21 Mei  di Dusun Tunggalrahayu, Desa Cimaragas. Upacara ini diselenggarakan oleh komunitas adat Kawargian Galuh Salawe di Situs Salawe Gara Tengah, Desa Cimaragas, yang terletak sekitar 10 Km Timur dari pusat Kota Ciamis.

Dalam Bahasa Sunda, mi berarti melakukan kegiatan dan salin berarti mengganti. Jadi Misalin maknanya membersihkan diri dari segala macam perbuatan yang bertentangan dengan norma-norma agama.

Tradisi tahunan ini telah dilakukan masyarakat di wilayah tersebut secara turun temurun. Pada tradisi ini, masyarakat bergotong royong membersihkan makam leluhur sekaligus berdoa di tempat tersebut untuk menyucikan diri menyambut Ramadhan.

Biasanya masyarakat mengenakan Baju Putih. Baju tersebut melambangkan kebersihan dan kejujuran yang harus dijalankan warga Sunda Galuh (Ciamis).

Berikutnya Upacara Adat Ngikis tanggal 22 Mei di Situs Karangmulyan, Desa Karangmulyan, Kecamatan Cijeungjing. Ngikis secara harfiah berarti memagar.

Pada masa lalu, ngikis lebih bersifat fisik yakni mengganti pagar bambu sekitar singgasana Prabu Galuh Ratus Pusaka Prabu Adi Mulia Sang Hyang Cipta Permana Adikisuma yang merupakan Raja Galuh.

Seiring perkembangan zaman, pagar bambu sudah diganti dengan besi. Selain itu juga lebih pada makna yang tersirat yakni upaya memagari diri dari berbagai nafsu jahat atau tidak baik saat memasuki Ramadan.

Dalam upacara ini ada iring-iringan masyarakat sekitar yang membawa dongdang atau tandu berisi aneka jenis makanan dan buah-buahan yang nantinya untuk dimakan bersama selepas Ngikis.

Kemudian Upacara Adat Nyepuh tanggal 23 Mei di Desa Ciomas, Kecamatan Panjalu, kaki Gunung Sawal. Upacara Nyepuh melakukan ziarah ke makam Kiai Haji Eyang Penghulu Gusti, yang terletak di tengah hutan Sukarame. Eyang Penghulu Gusti merupakan penyebar agama Islam di Ciomas.

Penghulu Gusti pulalah yang meminta warga setempat untuk selalu memperhatikan hutan dan melestarikannya.

Upacara ini merupakan puncak dari rangkaian tradisi lain yang berlangsung sehari sebelumnya, yakni tradisi mulung pangpung atau pengambilan kayu bakar dan nalekan (menanyai). Dua acara tersebut merupakan kegiatan dalam rangka memasak tiga nasi tumpeng untuk melengkapi Upacara Nyepuh keesokan harinya. Ritual memasak nasi tumpeng ini dilakukan secara gotong royong.

Biasanya suasana menjelang Upacara Nyepuh di Ciomas begitu terasa. Warga menyiapkan dan memasang bendera dan janur kuning untuk hiasan upacara. Jelang malam barisan obor menerangi sepanjang jalan desa.

Selanjutnya Upacara Adat Merlawu di Situs Gunung Susuru tanggal 24 Mei, lokasinya di Desa Kertabumi, Kecamatan Cijeungjing.

Upacara ini dimaksudkan untuk mensucikan pikiran dan lahir batin menjelang kedatangan bulan Suci Ramadhan. Biasanya dalam upacara ini ada makanan khas yang disajikan yakni Ikan Cimuntur, baik di goreng maupun dikukus.

Terakhir Upacara Adat Merlawu di Situs Gunung Padang tanggal 25 Mei 2017. Lokasinya di Desa Sukaresik, Kecamatan Cikoneng. Upacara ini sekaligus menjadi penutup rangkaian Mapag Ramadhan tahun ini.

Semua even dalam Mapag Ramadhan tersebut mendapat dukungan penuh Kementerian Pariwisata (Kemenpar) lewat Bidang Promosi Wisata Budaya, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara, juga Dinas Pariwisata (Dispar) dan Dinas Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disbudpora) Kabupaten Ciamis serta komunitas masyarakat setempat.

Menurut Kepala Bidang Promosi Wisata Budaya, Kemenpar, Wawan Gunawan bentuk dukungan yang diberikan Kemenpar dalam Mapag Ramadhan 2017 ini berupa bahan promosi.

“Mempromosikan dan memberikan pendampingan dalam pengemasan culture event tersebut, antara lain mendatangkan beberapa orang yang sudah piawai dalam mengemas even pariwisata seperti Budi Jermanto penggagas Dieng Cultural Event dan Nanu Muda penggerak berbagai even wisata budaya berbasis masyarakat di wilayah Jawa Barat,” terang Wawan.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: adji & wawan ajen

Tidak ada komentar:

Posting Komentar